tholearisbudianto.blogspot.com

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi yang lain..


MENTAL BUILDING
Star Principle & Angel Principle

ESSAY

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Matakuliah Profil Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Semester II


Disusun oleh
1.            KHUSNUL HUDA
2.            ARIS BUDIANTO
3.            UMMU MALIA HAYATI
4.            ELVI NURHIDAYATI

Dosen Pengampu
MURDIANTO, S.Pd.I, M.Si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI PONOROGO
2010
Mental Building
(Membangun Mental)

Abstrak
Krisis multidimensi saat ini sangatlah memprihatinkan, dan jika dirunut ke belakang bermuara dari pola pembangunan SDM saat ini yang terlalu mengedepankan IQ (kecerdasan intelektual) dan materialisme, tetapi mengabaikan EQ (kecerdasan emosi) terlebih lagi SQ (kecerdasan spiritual). Untuk mengatasi masalah yang kompleks ini diperlukan suatu metode pembangunan SQ yang tetap berlandaskan kepada nilai-nilai mulia Rukun Iman, Rukun Islam dan Ikhsan, sehingga akan mengoptimalkan EQ dan SQ secara terpadu (ESQ). Mental building merupakan bagian dari salah satu cara untuk mendapatkan kecerdasan emosi dan spiritual atau Emotional Spiritual Quotient (ESQ). Mental building adalah pembangunan mental melalui tahapan-tahapan rukun iman yang mana tujuan hasil dari mental building adalah pribadi yang memiliki prinsip hidup yang kokoh dan mulia.

Pendahuluan
Pandangan tentang kesehatan mental
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene. Kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah hygiene dimaknakan sebgai kesehatan mental atau kesehatan jiwa.
Dalam banyak literatur, istilah mental hygiene bukanlah satu-satunya istilah yang digunakan untuk menyebut kesehatan mental. Istilah lain yang digunakan untuk maksud yang sama adalah psikological medichine, nervous health, atau mental health. Namun istilah-istilah itu memiliki maksud yang sama, meskipun memiliki kandungan makna yang berbeda.
Moeljono Notosoedirjo, Latipun (2005 : 23) mengatakan diantara berbagai istilah tersebut yang dipandang memilki makna yang tepat untuk menyebutkan kesehatan mental adalah mental hygiene dibandingkan penggunaan istilah mental health. Hal ini mental health artinya keadaan jiwa yang sehat yang mengandung pengertian yang statis. Sedangkan mental hygiene bermakna kesahatan mental dan lebih dinamis karena menunjukkan peningkatan usaha mental.
Moeljono Notosoedirjo, Latipun (2005 : 201) mengatakan pada dasarnya manusia terdiri dari dua sub sistim yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (badan). kedua sub sistim yang menyatu pada manusia ini tidak dapat dipisahkahn satu sama lain. Psikis merupakan bagian  dari manusia yang bersifat non mental, yang hanya diketahui dari gejala gejalanya antara lain: dorongan (drive), motivasi (motivation), kemauan (willness), kognitif (pikiran), kepribadian, dan perasaan. Sedangkan fisik  mudah diketahui dan diamati.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dibekali dengan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan mahkluk lainnya. Kita adalah merupakan mahkluk yang paling sempuma karena kita banyak memiliki kemampuan untuk bertahan hidup lebih baik dibandingkan dengan mahkluk lainnya. Dalam penciptaan manusia, Allah SWT telah memberikan kelebihan untuk kita tidak sekedar mengandalkan instink semata, kita dibekali akal atau ilmu dan agama sehingga dengan bekal tersebut dapatlah diraih sukses dalam hidup, baik di dunia dan di akhirat.
Kecerdasan dan kemampuan manusia dalam mengembangkan kecerdasan otaknya. sehingga dengan itu dia mampu menguasai ilmu pengetahuan yang mengantarkan manusia untuk menggarap alam semesta ini vang disebut IQ. Kemampuan IQ yang tajam mengantarkan manusia menembus angkasa, bumi dan ruang waktu.
Disamping IQ, kita juga mengenal apa yang disebut EQ (emotional quotient) yaitu kecerdasan dan kemampuan mengembangkan emosi dalam prilaku, seperti berbicara yang sopan, santun, ramah, manis dalam bertutur kata dan mampu bersosialisasi dengan banyak orang. Pengukuran kemampuan manusia berdasar IQ dan EQ hanya bertujuan pada sikap materialistis. Kita cenderung mengejar kemewahan, uang, pesta pora dan kesuksesan dalam berbagai usaha, tetapi lupa memaknai setiap hasil usaha dan perilaku. Manusia yang mengandalkan IQ dan EQ cenderung berorientasi pada materi, keinginan untuk menjadi orang terkenal dan mencari jabatan ataupun kekayan semata.
Pentingnya keseimbangan lahir dan batin untuk menyikapi dan mengetahui makna kehidupan akan menjadikan manusia mendapatkan ketenangan dalam kehidupannya sehingga dia tahu arah kehidupan mana yang akan diraihnya. Hal ini menurut psikolog Abraham Maslow disebut peak experience (pengalaman puncak) yaitu perasaan yang muncul karena kedekatan dengan Sang Pencipta. Kita membutuhkan emotional spiritual quotient (ESQ) sebagai bekal untuk menyatukan intelegent quotient (IQ) dan emotional quotient (EQ). Modal kemam-puan spiritual (ESQ) bisa memberikan perasaan hidup yang komplet (wholeness). Pentingnya keseimbangan lahir dan batin untuk menyikapi dan mengetahui makna kehidupan menjadikan manusia mendapatkan ketenangan dalam kehidupannya sehingga dia tahu arah kehidupan mana yang akan diraihnya.
Modal emotional spiritual quetiont (ESQ) bisa memberikan perasaan hidup yang komplet (wholeness), hal ini dikarenakan di dalam ESQ terdiri dari 2 (dua) unsur penting yaitu : aspek nilai dan aspek makna. ESQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan masalah makna dan nilai yang menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas. ESQ juga memperlihatkan kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan hidup atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan lainnya. Kecerdasan ini tidak hanya untuk mengetahui nilai-nilai yang ada, tetapi juga untuk secara kreatif menemukan nilai baru. ESQ senantiasa berpusat pada prinsip atau kebenaran hakiki yang bersitat abadi atau universal, hal ini terdiri dari 4 (empat) tahapan :
1. Proses penjernihan emosi.
2. Membangun mental.
3. Ketangguhan pribadi.
4. Ketangguhan sosial.
Spiritual (dalam hal ini iman) akan menjadi pembimbing kehidupan seseorang agar tidak menjadi seorang egoistik atau berorientasi kepada diri sendiri. Iman merupakan lahan garapan hati dimana tempat kepuasan dan kekuatan batin yang merupakan pemberian Allah SWT yang bersifat halus, mantap dan pasti; dan hati yang mendapatkan petunjuk Ilahi akan mempertajam kemampuan seseorang dalam setiap gerak, langkah dan pikirnya.
Berangkat dari iman yang terpatri dalam hati dipadukan dengan ilmu yang bersumber dari otak dan kemantapan atau kestabilan emosi yang rasional akan memberikan kekuatan dan muatan positip bagi kehidupan manusia, persenyawaan tersebut melahirkan sikap mental yang baik:
a.       Dengan iman dalam hati akan melahirkan: ibadat yang khusuk, mental yang dinamis serta akhlakul karimah.
b.      Dengan ilmu yang bersumber dan otak akan melahirkan: kecerdasan, giat studi dan firasat.
c.       Dengan emosi (nafs) yang mantap/ stabil dan rasional akan melahirkan sikap mental yang tenang, tidak grusa-grusu, tidak mudah goyah dan tidak gampang dipengaruhi.
Sebagai kekuatan berpikir di mana kalau iman telah menyirami hati kita, ia akan memberikan sorot sinar yang lebih jelas terhadap otak sebagai tempat ilmu, sebagai kekuatan fisik membangkitkan sikap mental optimis dan dmamis dan sebagai kekuatan ruh akan menumbuhkan perasaan keyakinan yang kuat, kokoh dan teguh pada pendirian yang tidak tergoyahkan. Oleh karena itu, disamping pengembangan IQ dan EQ pada diri seseorang, pengembangan ESQ adalah bagian utama dan mutlak bagi tumbuhnya masyarakat makmur dan sejahtera, serta aman dan damai (masyarakat marhamah dan berakhlakul karimah).
Setelah penjernihan emosi pada tahapan kedua ESQ adalah tahap pembangunan mental atau mental building.  Ada enam prinsip yang perlu kita pegang untuk membangun mental cerdas yang kuat dan tidak mudah goyah. Enam prinsip ini didasarkan pada enam rukun iman. Prinsip-prinsip ini antara lain: star principle, angel principle, leadership principle, learning principle, vision principle dan well organized principle. Prinsip-prinsip inilah yang nantinya akan dapat meneguhkan membangun mental kita dan menjadikan kita pribadi yang memiliki prinsip hidup yang kokoh dan mulia.

Star Principle
Star principle menyadarkan kita bahwa prinsip hidup yang paling penting bukanlah uang, anak, keluarga, jabatan, kesehatan, pasangan, pendidikan atau yang lainnya. Hal-hal tersebut sifatnya tidak abadi, bisa hilang dalam sekejap mata, dan bahkan bisa membawa kita kejurang kehancuran. Apapun yang kita kerjakan hendaknya tujuannya hanyalah mengharap ridho Allah semata tidak dicampur dengan niat  agar diperhatikan orang lain atau riya’. Perbuatan yang dikerjakan dengan niat agar diperhatikan orang lain maka tidak akan ada nilainya dihadapan Allah SWT.
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an yang artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.(Q.S. 7 Al A’raaf : 96)
Betapa besar nikmat yang diberikan Allah SWT yang telah diberikan kepada kita, sudah seharusnya kita bersyukur dengan nikmat apapun yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tetapi sebagian dari kita mungkin masih ada yang kurang bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan Allah, misalnya pada saat kita mendapatkan musibah, kita tidak mau bersabar dan ikhlas menerimanya atau berprasangka tidak baik kepada Allah SWT tetapi jika pada waktu mendapatkan rizki yang lebih kita lupa dengan yang memberinya, tidak sedikitpun dari rizki yang kita peroleh kita sisihkan sebagian untuk orang-orang yang lebih membutuhkan diantara kita. Kita selalu merasa kurang dan kurang.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih”.(QS.Saba’: 34).
Kehidupan dunia memang dihiasi dengan penuh gemerlap dan nurani manusia yang serakah akan selalu ingin memiliki apa yang belum ia miliki. Padahal jika kita dapat berfikir dan merenung sejenak, harta benda yang kita miliki tidak akan memberikan manfaat sedikitpun di akhirat nanti kecuali yang telah kita nafkahkan sebagian di jalan Allah SWT. Star Principle adalah bagaimana mengorientasikan semua perbuatan kita hanya untuk Allah SWT tanpa dicampur dengan riya’.
Jadi prinsip ini adalah salah satu cara untuk menyeimbangkan kehidupan kita antara dunia dan akhirat. Setelah belajar Star Principle hendaknya dapat kita implementasikan dalam kehidupan dengan cara mengutamakan perintah Allah SWT disamping kita melaksanakan kewajiban kita sebagai makhluk sosial yang hidup dengan bersama-sama orang lain dan kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.

Angel Principle
Prinsip kedua adalah angel principle. Secara bahasa dapat diartikan sebagai prinsip malaikat yang mengajarkan kita untuk melakukan suatu perbuatan hendaknya tidak mengharapkan balas jasa atau pamrih orang lain. Perbuatan yang didasarkan mengharapkan balasan atau pujian orang lain membuat hati tidak tenang bahkan mungkin akan menyebabkan sakit hati karena apa yang kita harapkan dari orang lain tersebut tidak terwujud. Maka sia-sia lah apa yang telah kita kerjakan karena niat kita bukan karena Allah SWT melainkan mengharapkan balasan dari orang lain.
Berbeda jika kita melakukan suatu perbuatan yang dilandasi niat ikhlas karena Allah SWT maka hati kita akan lebih tenang dan siap dengan segala resiko yang akan kita hadapi karena kita percaya Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Allah tidak akan menerima suatu amalan hambaNya yang pada amalannya itu terdapat unsur riya’ dan mengharapkan balasan dari orang lain.
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an yang artinya “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih”.(QS. Al-Insan: 76).
Maka dari itu prinsip ini mengajak kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik karena kita tahu segala perbuatan kita akan dicatat oleh malaikat Allah, dan kita mengharapkan balasan hanya dari Allah, bukan berupa penghargaan dari orang lain.
Selain Star Principle dan Angel Principle, mental buiding juga dilandasi dengan beberapa prinsip lain yaitu :
Leadership principle yaitu membahas mengenai tangga kepemimpinan yang terdiri dari: pemimpin yang dicintai, pemimpin yang dipercaya, pembimbing, pemimpin yang berkepribadian dan pemimpin yang abadi dan Nabi Muhammad adalah pemimpin yang paling baik teladannya bagi umat Islam.
Learning principle yang berarti belajar untuk menjadi manusia pembelajar yang berpedoman pada Al Qur’an dan Sunnah.
Vision principle membahas bahwa kita sebagai muslim mempunyai visi hidup yang jelas dan jauh ke depan (dunia akhirat).
Well organized principle, yaitu bersinergi dan maksimal pada segala peran, siap dan ikhlas menghadapi segala tantangan dan resiko. Prinsip-prinsip itulah yang dilakukan agar kita dapat membangun mental yang tangguh sehingga memiliki prinsip hidup yang kokoh dan mulia.

Kesimpulan
Ketika seseorang dengan kemampuan EQ dan IQ-nya berhasil mendaki kesuksesan, acapkali ia disergap oleh perasaan ‘kosong’ dan hampa dalam celah batin kehidupannya. Setelah prestasi puncak telah dipijak, ketika semua pemuasan kebendaan telah diraih, setelah uang hasil jerih usaha berada dalam genggaman: ia tak lagi tahu ke mana harus melangkah; untuk tujuan apa semua prestasi itu diraihnya; hingga hampir-hampir ia diperbudak uang serta waktu tanpa tahu dan mengerti di mana ia harus berpijak.
Di posisi inilah ESQ tampil menjawab permasalahan tersebut. ESQ sebagai sebuah metode dan konsep yang jelas dan pasti adalah jawaban dari kekosongan batin sang jiwa. Ia adalah konsep universal yang mampu mengantarkan seseorang pada 'predikat memuaskan’ bagi dirinya sendiri juga bagi sesamanya. ESQ pula yang dapat menghambat segala hal yang kontraproduktif terhadap kemajuan umat manusia. Mengapa bukan SQ seorang diri menjawab permasalahan tersebut? Karena kita akan kembali lagi pada konsep pemisahan dunia dan akhirat tadi, pemikiran ‘dunia saja’ atau ‘akhirat saja’ yang berdiri sendiri-sendiri yang seharusnya kita hindari, karena keduanya seharusnya mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa raga yang penuh keseimbangan.
Ada enam prinsip yang perlu kita pegang untuk membangun mental cerdas yang kuat dan tidak mudah goyah. Enam prinsip ini didasarkan pada enam rukun iman. Prinsip-prinsip ini antara lain:
·        Star principle: berorientasi hanya kepada Allah SWT,
·        Angel principle: berprinsip Malaikat yang selalu bekerja tanpa pamrih dan tidak mengharapkan balasan dari orang lain kecuali Ridho Allah SWT,
·        Leadership principle: mencontoh Nabi  Muhammad dalam hal kepemimpinan,
·        Learning principle: berusaha menjadi manusia pembelajar menurut Al-Qur’an dan Sunnah.
·        Vision principle: mempunyai visi yang jauh ke depan (dunia dan akhirat),
·        Well organized principle: prinsip siap menghadapi apapun resiko sebagai akibat dari perbuatan kita.
Wallahua’lam bishawaf
DAFTAR PUSTAKA

Moeljono Notosoedirjo, Latipun. 2005. Kesehatan Mental Konsep dan
Penerapan. Malang: UMM Press.
Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada. Tersedia http://santrieropa.multiply.com. (20 Maret 2010).
Agustian, Ary Ginanjar. 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER: Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. Jakarta: Arga. Tersedia http://santrieropa.multiply.com. (20 Maret 2010).
......, ....... Mengenal Makna Hidup Melalui ESQ.. Artikel Cakrawala TNI AL. Tersedia: http://www.tnial.mil.id/Majalah/tabid/123/Default.aspx
(20 Maret 2010).

TEGALSARI - PONOROGO

SELAMAT DATANG DI BLOG tholearisbudianto.blogspot.com
Smart PageRank button
Smart PageRank button

Selamat Datang

Ahlan wa Sahlan bi Khudhurikum..

Footer

jam on line

Powered By Blogger
Aris Budianto. Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
Hari ini adalah realita yang harus dihadapi, kemarin adalah pelajaran, dan besok adalah masa depan.

Followers